Hukum Ke Kekalan Energi

Header Menu

Advertisement

Hukum Ke Kekalan Energi

Redaksi
Senin, Juni 17, 2024

              Hukum Ke Kekalan Energi


           (Oleh: KH Nur Ali Hamidi S Pd I)

Foto Istimewa KH Nur Ali Hamidi S Pd I

BAROMETERMAS.COM. Kota Bekasi, - Sebagaimana kita ketahui bahwa energi.merupakan sesuatu yang membuat seseorang berhasil didalam bekerja atau sukses didalam sesuatu cita cita didalam keinginannya.

Energi ini merupakan daya atau kekuatan yang ada didalam tubuh manusia atau yang ada didalam alam semesta. 

Energi yang ada didalam tubuh manusia ini bisa menjadi positif atau negatif tergantung kita semua.



Kalau kita mengelola energi yang ada didalam tubuh kita ini untuk hal hal yang baik ,maka hasilnya pun akan baik.

Akan tetapi energi yang ada didalam tubuh kita ini kalau dikelolah untuk hal hal yang tidak baik, hasilnya pun akan menjadi tidak baik.

Seperti pisau bisa bermanfaat kalau kita fungsikan untuk mengiris cabai,bawang atau sayuran.

Sebaliknya kalau pisau itu kita gunakan untuk membunuh orang, maka hasilnya akan menjadi malapetaka yang sangat besar.

Disadari atau tidak disadari bahwa energi yang ada didalam tubuh kita ini, merupakan titipan Allah SWT kepada hambaNya.



Kalau energi yang terdapat didalam tubuh kita ini, kita fungsikan untuk hal hal yang baik, pasti hasilnya baik. 

Contohnya,kita manfaatkan energi yang ada didalam tubuh kita ini,untuk bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas, maka hasilnya positif .

Sebaliknya kalau energi yang ada didalam tubuh kita ini, kita manfaatkan dengan cara malas,bodoh dan tidak ikhlas,maka hasilnya pun akan bisa kita rasakan sendiri. 



Seperti yang kita ketahui didalam Alquran surat Alisro ayat 7.

ان احسنتم احسنتم لأنفسكم وان اساتم فلها.

Artinya. Kalau kamu berbuat baik,berarti kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri, dan kalau kamu berbuat tidak baik,berarti kamu usaha berbuat baik untuk dirimu sendiri. 

Didalam ayat ini, jelas sekali bahwa energi kebaikan yang kita lakukan merupakan energi yang yang kekal abadi,yang kita simpan di dalam diri kita.

Sebaliknya energi keburukan yang kita simpan merupakan investasi kita yang kita simpan di dalam diri kita sendiri.

Semua hasil kerja keras kita, usaha kita, perbuatan kita akan abadi yang kita simpan selama lamanya didalam diri kita. 



Didalam surat Arrahman ayat 60.

هل جزاء الإحسان إلا الإحسان .

Artinya. Balasan amal kebaikan, akan kebaikan pula yang kita dapatkan. 

Dalam surat Azzalzalah ayat 7.

فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره

Artinya. Siapa orang yang melakukan amal kebajikan sebesar partikel, maka Allah perlihatkannya,begitu juga kalau ia melakukan hal yang tidak baik Allah akan memperlihatkannya atas perbuatannya itu.

Ini yang dikatakan hukum kekekalan energi. 

Karena energi kebaikan itu kekal abadi, kita sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT berusaha semaksimal mungkin untuk investasi hal hal yang baik dan positif didalam hidup ini.

Dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhkan hal hal yang tidak baik atau negatif didalam hidup ini. 

Sehingga didalam semua pekerjaan kita,aktivitas kita ikhlas semata mata karena Allah SWT, tidak untuk yang lain.

Setelah Kita melakukan hal-hal yang baik bertahun tahun, ada sesuatu bonus atau tidak ya kita syukuri saja.



Akan tetapi secara sunahtullah tidak ada satupun perbuatan yang kita lakukan itu gratis.

Orang yang ikhlas bekerja, beribadah akan sangat mempengaruhi energi tubuh. 

Saya beri contoh seorang ibu yang menggendong bayinya dengan cara menyusui,memberikan makan, memandikan setiap hari,tubuhnya lentur, rilek,ceria dan hati senang bergembira.



Karena begitu ikhlas seorang ibu didalam merawat anak bayinya. 

Coba serahkan ke bapaknya ,gak usah lama satu jam saja apa yang terjadi. 

Jadi energi keikhlasan didalam beribadah, bekerja sangat berpengaruh besar bagi tubuh seseorang. 

Tentunya hal ini kita bisa rasakan ,kalau kita punya keinginan untuk melakukannya dengan sungguh sungguh. 



Tentunya semua itu proses, tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. 

Kenapa begitu?

Karena itu merupakan kurikulum yang Maha Kuasa, bukan kurikulum manusia. 

Yang tahu orang itu ikhlas, setengah ikhlas dan ikhlas total hanya Dia yang Maha Tahu isi hati, pikiran kita semua. 

(SYAHIDIN)