Sinerginya Ruh dan Jiwa (Oleh : KH Nur Ali Hamidy, S Pd I)

Header Menu

Advertisement

Sinerginya Ruh dan Jiwa (Oleh : KH Nur Ali Hamidy, S Pd I)

Redaksi
Senin, Juli 29, 2024


             Sinerginya Ruh dan Jiwa

        (Oleh : KH Nur Ali Hamidy, S Pd I)

Foto Istimewa KH Nur Ali Hamidy S Pd I 

BAROMETERMAS.COM. Bekasi, - Sebagaimana kita ketahui bahwa ruh itu suci dan abadi. Dia merupakan motor penggerak fisik kita, seperti strum yang ada di rumah kita. Dengan strum, HP bisa berfungsi untuk komunikasi. Dengan strum, TV bisa menayangkan gambar yang baik dan bagus. Dengan strum, semua alat elektronik kita bisa hidup dan bermanfaat, seperti AC. Begitu juga dengan Sang Ruh yang Allah hembuskan ke diri manusia. Hati bisa berfungsi, otak bisa berfungsi, mata bisa berfungsi, mulut bisa berfungsi, telinga bisa berfungsi. Begitu juga dengan instrumen tubuh yang lainnya.


 

Perlu diketahui bahwa awal manusia seperti boneka, patung, atau robot. Seperti yang Allah firmankan dalam surat Al-Hijr ayat 29:


"فاذا سويته ونفخت فيه من روحي."


Artinya, "Ketika Aku telah sempurnakan kejadian manusia, maka Kutiupkan dari ruh-Ku".


 

Ketika fisik, jasad manusia sudah sempurna Allah ciptakan dari unsur halus tanah, air, angin, dan api, maka Allah hembuskan ruh dari-Nya. Ini yang dikatakan dengan kalimat "Min Ruuhi." Akan tetapi, kita tidak boleh masuk ke dalam pembahasan tentang ruh. Kenapa begitu? Karena logika manusia tidak mampu untuk masuk ke wilayah itu, "Ruh." Kita hanya diperintahkan untuk percaya secara total, bukan dipikirkan atau didiskusikan. Firman-Nya dalam surat Al-Isra ayat 85:


"ويسألونك عن الروح. قل الروح من امر ربي وما أوتيتم من العلم إلا قليلا."


Artinya, "Mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah bahwa ruh itu urusan Tuhanku; tidaklah kamu diberikan ilmu kecuali sangat sedikit."



Ruh adalah elemen spiritual yang dihembuskan oleh Allah ke dalam tubuh manusia untuk memberi kehidupan. Ruh adalah sumber hidup dan vitalitas bagi makhluk hidup.



Ruh bersifat suci dan abadi. 

Ia adalah ciptaan langsung dari Allah dan di luar jangkauan pemahaman manusia. 

Ruh tidak terpengaruh oleh sifat fisik dan tidak dapat dilihat atau disentuh.

Dengan ruh inilah seluruh instrumen tubuh manusia bisa berfungsi, terutama hati atau qolbu.


 

Nah, qolbu manusia ini merupakan generator yang bisa menggerakkan tubuh manusia, baik secara positif maupun negatif, baik atau buruk. Ucapan kita, mata kita, telinga kita, tangan kita, dan gerakan kita bisa baik kalau sentralnya baik. Sebagaimana kita ketahui bahwa hati merupakan sentral dari seluruh anggota tubuh manusia. Nabi Muhammad SAW bersabda:


"إن في الجسد مضغة. إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله. ألا وهي القلب."


Artinya, "Sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik maka seluruh anggota tubuh akan baik pula. Apabila segumpal daging itu rusak, maka semua anggota tubuh itu akan rusak. Apa itu? Yaitu hati".


 

Hati inilah tempat bersemayam iblis dan makhluk yang gaib. Dalam ajaran agama Islam, hati merupakan prioritas yang paling pertama untuk diperhatikan dan dijaga. Kita sering bicara kecerdasan emosi, akan tetapi kita sering keluar dari wilayah itu. Padahal qolbu itu tempatnya semua ilmu pengetahuan. Firman-Nya dalam surat Al-Hajj ayat 48:


"لهم قلوب يعقلون بها."


Artinya, "Mereka mempunyai hati yang dapat memahaminya".

Dalam surat yang lain juga dikatakan bahwa yang tidak paham itu hati juga. Firman-Nya dalam surat Al-A'raf ayat 179:


"ولقد ذرانا لجهنم كثيرا من الجن والإنس لهم قلوب لا يفقهون بها."


Artinya, "Dan sungguh Kami isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati akan tetapi tidak mengerti."


 

Kenapa hati itu diberi julukan dengan akal? Karena hati itu merupakan pusat instrumen tubuh, termasuk otak kita. Kalau hati itu berkata ini baik, maka akal pikiran memerintahkan kepada seluruh tubuh untuk melakukannya. Sebaliknya, ketika hati itu berkata ini tidak baik, otak memerintahkan kepada seluruh tubuh untuk meninggalkannya. Banyak orang yang mengatakan dengarkan hati nuranimu. Dia selalu jujur, baik, dan positif karena selalu mendapat bimbingan Allah SWT. Firman-Nya dalam surat At-Taghabun ayat 11:


"ومن يؤمن بالله يهد قلبه والله بكل شيء عليم."


Artinya, "Siapa orang yang beriman kepada Allah, maka Allah akan bimbing hatinya dan Allah Maha Mengetahui atas semuanya".


 

Dari ayat di atas kita mengerti bahwa yang dibimbing Allah itu bukan pikirannya, akan tetapi yang Allah bimbing hatinya. Dalam ayat yang lain Allah firmankan bahwa yang tidak paham atau mengerti itu hatinya, bukan pikirannya. Kembali lagi kepada judul di atas, "Sinerginya Ruh dan Jiwa." Ketika jiwa kita, hati kita sudah sinergi dengan Sang Ruh, maka yang membimbing kita muncul dari dalam diri kita. Oleh karena itu, wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi kita Muhammad SAW., melalui hatinya, jiwanya, bukan melalui pikirannya.



seseorang dapat mencapai keseimbangan dan keselarasan antara jiwa dan ruh, yang pada akhirnya akan membawa ketenangan dan kebahagiaan sejati dalam hidup.

Mudah-mudahan Allah berikan pemahaman tentang judul ini dan diberikan kemudahan untuk melaksanakannya.

والله أعلم بالصواب

(SYAHIDIN)